Sunday, December 12, 2010

Kursus Roti Rakyat









Ada yang berbeda pada kursus roti rakyat di UKMKU pada hari Sabtu 16-10-2010. Kali ini UKMKU kedatangan pengajar yang pernah mengikuti kursus kami, Ambar Murtilina. Ambar Murtilina atau lebih akrab disapa ’Mbak Lina’ merupakan salah satu murid jebolan UKMKU pada tahun 2009 yang kini telah menapak sukses menjadi pengusaha roti rakyat skala rumahan.Bahkan kisah Lina yang membeberkan suka dukanya merintis usaha dari Nol terpilih menjadi salah satu cerita inspiratif yang dimuat dalam buku terbitan Elex Media yang berjudul ”9 Laskar Pejuang Wanita Wirausaha” karya Henry Ismono.

UKMKU merasa bangga atas keberhasilan Mbak Lina menjadi pengusaha roti yang gigih dan fokus sehingga dapat menuai keberhasilan. Apalagi ketika ’Mbak Lina’ bersedia untuk sharing pengalaman dan berbagi ilmu di UKMKU Cirendeu, Wah .. tak terlukiskan rasa kebahagiaan kami. Rasa senang dan antusias juga terlihat dari peserta yang datang. Pada sesi pertama tentang pelatihan usaha roti, peserta sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar usaha roti dan dijawab lugas oleh Mbak Lina berdasarkan pengalamannya menjalankan usaha.

Sesi pertama didominasi oleh pertanyaan-pertanyaan dibidang pemasaran dan perhitungan modal serta trik usaha roti agar dapat terus berkembang pesat. Mbak Lina dengan gamblang menjawab pertanyaan tersebut dengan contoh nyata di lapangan.Ciri khas dari Mbak Lina adalah dalam usaha harus melakukan efisiensi ! semua serba dihitung untung ruginya sehingga Ia mendapat julukan ”Guru Super Ekonomis” dari seluruh peserta. Saking antusiasnya peserta, tak terasa sesi pertama berlangsung lebih dari satu jam.

Pada sesi kedua peserta dibimbing oleh Mbak Lina untuk praktik membuat roti tanpa mesin alias mengadon dengan tangan saja. Peserta praktik langsung dengan mengadon bahan roti masing-masing. Seru sekali karena peserta merasakan sendiri ’kerja keras’ membuat roti secara manual tanpa alat canggih. Pada saat mengolah adonan memang terasa lelah tapi ada salah satu peserta berkata, ”Ayo kita bisa, masa kalah dengan Mbak Lina yang bisa mengolah 3 kg adonan sekaligus!” Celetukan peserta tersebut membuat peserta lain tetap bersemangat sampai pembuatan roti usai. Rasa senang terpancar dari raut wajah peserta apalagi ketika hasil roti mereka matang. Ternyata seluruh peserta mampu membuat roti ekonomis, tanpa telur, tanpa alat canggih, bermodal 500 rupiah perbuah tapi hasilnya besar, empuk dan rasanya enaaakk... UKMKU menunggu cerita sukses dari usaha peserta selanjutnya.

Selamat Berwirausaha Sahabat-Sahabat UKMKU...
www.ukmku.com